
Arab Saudi mencatat awal tahun terkuat untuk arus masuk investasi langsung asing (FDI) sejak 2022, menjadi sinyal awal bahwa kerajaan mulai mendapatkan daya tarik dalam upayanya menarik modal asing guna mendukung ambisi ekonominya.
Mengutip Bloomberg, FDI yang masuk mencapai USD 6,4 miliar pada kuartal pertama 2025, menurut data awal yang dirilis Minggu (29/6) oleh Otoritas Umum Statistik Arab Saudi.
Angka tersebut naik 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan hanya sedikit lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencatat rekor tertinggi dalam setahun.
Arab Saudi Targetkan USD 37 Miliar FDI Tahun Ini
Pemerintah Arab Saudi menjadikan FDI sebagai fokus utama dalam mendatangkan modal asing untuk mendanai program diversifikasi ekonomi senilai triliunan dolar yang digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Namun, sejauh ini kerajaan menghadapi berbagai tantangan, termasuk stagnasi investasi akibat minimnya mega proyek dan kekhawatiran investor.
Kebutuhan akan FDI menjadi semakin mendesak seiring dengan memburuknya defisit anggaran negara, yang disebabkan oleh kombinasi harga minyak mentah yang rendah, menurunnya pendapatan ekspor minyak, dan tingginya kebutuhan belanja investasi.
Meskipun dua kuartal terakhir menunjukkan adanya kemajuan, Arab Saudi tetap membutuhkan capaian rekor pada tahun ini agar bisa memenuhi target tahunan sebesar USD 37 miliar.

Berdasarkan data awal, kerajaan tersebut diperkirakan gagal memenuhi target FDI 2024 karena kekurangan beberapa miliar dolar.
Dalam data ekonomi lainnya yang dirilis pada Minggu (29/6), tingkat pengangguran di Arab Saudi turun ke titik terendah dalam sejarah, yaitu 6,3 persen pada kuartal pertama.
Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini juga menyoroti kekuatan pasar tenaga kerja di negara tersebut dan memperkirakan ekonomi Arab Saudi akan tumbuh sebesar 3,5 persen pada tahun ini, meningkat dari proyeksi sebelumnya sebesar 3 persen.