Menyusuri Al Balad: Jejak Sejarah yang Bertahan di Jantung Panas Jeddah

2 days ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Zamachsyari/kumparanKawasan Al Balad di Jeddah, Arab Saudi. Foto: Zamachsyari/kumparan

Di tengah teriknya Kota Jeddah yang menyentuh suhu 42 derajat Celcius, kawasan Al Balad tetap berdiri tenang, seolah tidak mempengaruhi waktu.

Di sela-sela peliputan kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Arab Saudi, kumparan berkesempatan untuk mengunjungi kawasan itu yang menyuguhkan kisah masa lalu dalam balutan nuansa Timur Tengah yang kental.

Di sini, antara dinding-dinding kusam berlapis kayu dan jendela-jendela tua yang mengintip dari bangunan berabad-abad lalu, sejarah dan kehidupan modern berkelindan dalam harmoni yang magis.

Al Balad--yang dalam bahasa Arab berarti "kota"--adalah kawasan tua di Jeddah, kota pelabuhan di tepi Laut Merah yang menjadi gerbang utama bagi para jemaah haji dari berbagai penjuru dunia.

Di kawasan inilah denyut pertama kota Jeddah berdebar, jauh sebelum modernisasi datang membalutnya dengan gedung-gedung kaca dan jalan tol delapan lajur. Al Balad berdiri sebagai penjaga waktu, tempat masa lalu masih hidup dalam setiap celah bangunannya.

 Zamachsyari/kumparanKawasan Al Balad di Jeddah, Arab Saudi. Foto: Zamachsyari/kumparan

Deretan bangunan tradisional Hijazi berdiri anggun meski telah termakan zaman. Dinding-dindingnya terbuat dari batu karang laut, dipadu kayu jati dan ukiran-ukiran halus yang menunjukkan pengaruh arsitektur Timur Tengah, Afrika, dan bahkan India. Yang paling khas adalah rawasheen, jendela kayu menjorok yang dahulu digunakan perempuan untuk mengintip jalanan tanpa terlihat dari luar. Banyak bangunan ini telah direstorasi dan kini diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 2014.

Kawasan ini bukan hanya lanskap bisu dari sejarah, tapi juga ruang hidup yang penuh warna. Di gang-gangnya yang sempit, para pedagang menjajakan aneka rupa: dari tasbih dan parfum khas Arab, hingga sajadah berbordir emas, kurma ajwa, dan perhiasan emas.

Alunan musik lembut dari pengeras suara toko-toko souvenir mengalun pelan, menyatu dengan suara tawa para pelancong dan penduduk lokal yang berbicara dalam bahasa Arab bercampur Inggris, Urdu, dan Indonesia.

 Zamachsyari/kumparanKawasan Al Balad di Jeddah, Arab Saudi. Foto: Zamachsyari/kumparan

Tak jauh dari gerbang utama kawasan ini, deretan kafe mungil dengan kursi kayu dan lampu lentera yang bergoyang tertiup angin mengundang siapa pun untuk singgah. Aroma qahwa--kopi Arab--dengan rasa kapulaga yang kuat berpadu manis dengan kudapan khas seperti mutabbaq, dan sambosa.

Di salah satu sudut, terdengar alunan bunyi oud alat musik dawai Timur Tengah, membungkus suasana dengan nada-nada yang seolah membawa kenangan pada masa kejayaan perdagangan rempah di Laut Merah.

Al Balad bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah ruang kenangan, tempat di mana arus manusia, barang, dan budaya pernah berkumpul dan melebur. Di masa lalu, para saudagar dari Hadramaut, Gujarat, Zanzibar, dan Istanbul berdagang di sini, membawa serta kisah-kisah yang kini melekat dalam aroma rempah dan senyum para pedagang.

 Zamachsyari/kumparanKawasan Al Balad di Jeddah, Arab Saudi. Foto: Zamachsyari/kumparan

Kala matahari mulai condong ke barat, bayang-bayang bangunan tua menjalar di jalanan batu. Suasana menjadi lebih syahdu. Di Al Balad, waktu seolah mengendap di dinding, lantai, dan langit-langit rumah yang masih menyimpan suara langkah para pelaut, pedagang, dan peziarah.

Dan di tengah dunia yang terus berubah, Al Balad tetap berdiri--tua, tenang, dan bijaksana. Sebuah pengingat bahwa di balik panas gurun dan debu jalanan, selalu ada tempat di mana sejarah tak hanya dikenang, tapi juga dihidupi.

Read Entire Article