Tim SAR Maksimalkan Golden Time Cari Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama

Tim SAR saat mengevakuasi korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Kamis (3/7/2025). Foto: Dok. Basarnas

Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.

Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, menyampaikan bahwa pihaknya akan memaksimalkan Golden Time untuk mencari para korban.

"Kemudian rencana kegiatan besok atas arahan bapak menteri memaksimalkan waktu golden time upaya pencarian akan kami lakukan malam hari juga," ujar Eko dalam jumpa pers di Banyuwangi, Kamis (3/7).

Ia menjelaskan, dalam dunia Search And Rescue (SAR), Golden Time adalah waktu penyelamatan dengan peluang tertinggi. Artinya, pada masa Golden Time tim SAR berpeluang besar menyelamatkan korban.

"Baik itu di laut, di gunung, dan di hutan. Mampu bertahan 3 hari. 3 kali 24 jam. Sesuai arahan Bapak Menteri, maksimalkan SAR Mission Coordination (SMC)," jelasnya.

Malam ini, kata Eko, tim SAR akan menerjunkan sejumlah kapal untuk mengupayakan pencarian.

"Selesai ini akan kami upayakan maksimal dengan mengerahkan KN SAR Permadi dan Arjuna serta beberapa kapal SAR yang flexibility-nya lebih cepat sehingga tidak mengganggu penyeberangan dari ketapang dan gilimanuk. Ini untuk operasi SAR yang telah dilakukan," ujarnya.

"Untuk rencana ke depan perlu rekan-rekan media ketahui tim SAR gabungan ataupun SMC akan menerima penguatan kembali kekuatan dari TNI AL dua kapal dan satu heli rencananya," tambahnya.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7). Kapal itu bertolak dari Pelabuhan ASDP Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 22.56 WIB. Kapal dikabarkan tenggelam pada pukul 23.35 WIB dengan posisi terakhir di koordinat 8° 9'32.35"S 114°25'6.38"E.

Kapal mengangkut 65 orang dengan rincian, 12 kru kapal dan 53 penumpang. Hingga Kamis (3/7) malam terdapat 29 orang ditemukan selamat, enam meninggal dunia, dan sisanya masih dalam pencarian.

Kapal diduga tenggelam karena kebocoran di ruang mesin. Namun kepastian penyebab tenggelamnya kapal masih menunggu hasil investigasi KNKT.