Study Rizal Lolombulan Kontu
Agama | 2025-05-02 16:16:35
Generasi Baby Boomers merujuk pada mereka yang lahir antara tahun 1946 hingga 1964, generasi yang tumbuh dalam suasana pasca perang dan masa pembangunan nasional. Di Indonesia, Baby Boomers mengalami langsung transisi besar dalam kehidupan berbangsa dan beragama: dari perjuangan kemerdekaan, Orde Lama yang penuh gejolak, hingga masa stabilitas pembangunan Orde Baru. Pengalaman hidup mereka penuh dengan disiplin, idealisme, serta kecenderungan pada nilai-nilai tradisional dan religiusitas yang kuat.
Dalam konteks dakwah, generasi ini seringkali diasumsikan sebagai kelompok yang sudah mapan secara spiritual. Namun, asumsi ini tidak sepenuhnya tepat. Justru di usia senja, mereka menghadapi berbagai tantangan: kegelisahan eksistensial, kehilangan pasangan hidup, keterbatasan fisik, hingga kerentanan psikologis. Oleh karena itu, dakwah kepada generasi ini perlu difokuskan pada penguatan makna hidup, pendalaman spiritualitas, dan penyegaran nilai-nilai keimanan yang telah lama mereka yakini.
Pendekatan dakwah yang paling relevan bagi Baby Boomers adalah pendekatan kontemplatif dan reflektif. Mereka lebih mudah tersentuh oleh pengalaman hidup, kisah-kisah keteladanan, serta ajakan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama. Dakwah tidak perlu dibawakan dengan gaya bombastis atau retoris yang berlebihan. Sebaliknya, pendekatan yang hangat, bersahabat, dan mengajak kepada kedamaian batin akan jauh lebih efektif.
Media yang digunakan juga dapat disesuaikan. Ceramah langsung di masjid, pengajian rutin, buku-buku keagamaan, serta program dakwah radio dan televisi tetap relevan untuk generasi ini. Namun, jangan pula menutup kemungkinan bahwa sebagian dari mereka telah mulai mengakses dakwah digital melalui WhatsApp group, YouTube, dan Facebook, yang menjadi ruang baru untuk menyapa mereka dengan cara yang familiar namun penuh makna.
Generasi ini juga sering kali menjadi pilar komunitas keagamaan di lingkungan mereka. Maka, pendekatan dakwah kepada Baby Boomers tidak hanya berdampak secara individual, tetapi juga berpotensi memperkuat komunitas spiritual di tingkat keluarga, RT/RW, bahkan masjid dan majelis taklim. Dakwah yang menyasar mereka juga dapat berfungsi sebagai penghubung antar generasi, karena banyak dari mereka yang menjadi tokoh panutan bagi anak-anak dan cucunya.
Yang tak kalah penting adalah mengaitkan dakwah dengan kesiapan menghadapi kematian bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai puncak perjumpaan dengan Tuhan yang penuh kasih sayang. Maka, tema-tema seperti keikhlasan, taubat, husnulkhatimah, dan pentingnya mewariskan nilai-nilai Islam kepada generasi berikutnya akan sangat menyentuh. Dakwah yang memberi ketenangan dan harapan menjadi kebutuhan utama generasi ini.
Singkatnya, dakwah untuk Generasi Baby Boomers adalah dakwah yang memeluk mereka dengan kelembutan, menghargai kedalaman pengalaman mereka, dan menuntun mereka menuju puncak spiritualitas dalam nuansa keteduhan iman. Pendakwah dituntut untuk menjadi sahabat yang menguatkan, bukan penghakim yang menggurui. (srlk)
* Study Rizal LK adalah dosen dan direktur eksekutif P3ID FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.