Film Kereta, Memahami Kata Maaf Lewat Perjalanan dan Perbincangan

5 months ago 1
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kata maaf terdengar mudah, tapi sulit diucapkan dan dilakukan. Dalam film Kereta diperlihatkan bagaimana memahami kata maaf dalam perbincangan dalam perjalanan.

Film Kereta karya sineas Eddy Prasetya yang diproduksi oleh KlikFilm Production menjadi salah satu tontonan rekomendasi sebelum kembali beraktivitas usai libur Lebaran. Siapa tahu masih ada permintaan maaf yang tertinggal atau belum tuntas.

Dibintangi Bio One dan Aghniny Haque, film ini membingkai perjalanan mudik Maudy (Aqhniny Haque) menggunakan kereta api, setelah ibunya meninggal. Dalam perjalanan di kereta ini dia bertemu dengan Hansi (Bio One) yang sedang menulis surat untuk cinta pertamanya, Alya (Hasya Mahara).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hansi berusaha menuliskan permintaan maaf atas kesalahannya di masa SMA, kala nekat kabur ke Jakarta.

Sebagian besar film ini berisikan percakapan Hansi dan Maudy yang semakin intens di gerbong kelas ekonomi. Dalam percakapan terungkap sejumlah pengakuan. Hansi menyesal karena menyalahkan Alya untuk sebuah masalah di masa lalu sedangkan Alya akan menikah dengan laki-laki lain.

Adegan dalam film KeretaMaudy dan Hansi saling bertukar cerita dalam film Kereta. Foto: dok. KlikFilm

Berbeda dengan Hansi, Maudy merasa berjarak dengan ibunya. Ia merasa kehadirannya tak diinginkan ibundanya yang bernama Asti. Hingga suatu saat, polisi mengabarkan Maudy, ibunya kecelakaan karena mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Maudy kini balik dihantui pertanyaan, apakah Asti murni korban kecelakaan atau sengaja mengakhiri hidup?

Aghniny Haque tampil konsisten sejak awal, menciptakan jarak terhadap ibunya. Jarak, perspektif, sikap atau pendiriannya perlahan bergeser seiring pertemuannya dengan Hansi. Hansi sendiri digambarkan pemuda kikuk, cara berkomunikasinya berantakan, dan terkesan canggung.

Sekitar 50 persen film yang sudah tayang di KlikFilm ini berada di dala gerbong kereta api. Meski begitu, film Kereta mempemberikan bumbu dan petunjuk dalam setiap dialognya.

Benang merah dua tokoh utamanya, bahkan dua tokoh pendukung lain adalah menghadapi kenyataan yang tidak ideal. Mereka lantas melakukan penerimaan diri dengan cara yang dianggap pas.

Film Kereta menyuguhkan Aghniny Haque memperlihatkan emosi yang bisa membuat publik geregetan. Ada rasa marah, kecewa, menyesal, dan lambat melakukan penerimaan diri.

Usai menonton Kereta, perspektif kita pada kata maaf dan orang tua tak akan sama lagi. Setiap kesalahan menyimpan penyesalannya masing-masing. Berdamai dengan diri sendiri sebelum berdamai dengan orang lain adalah kunci.

Plot yang relatif lurus dan durasi ringkas, membuat cerita Kereta mengalir tanpa basa-basi. Topik maaf dan penyesalan terasa relevan dengan banyak manusia. Jeli pada situasi di dalam gerbong, penonton akan dibuat curiga.


(pus/wes)

Read Entire Article