
Sebanyak 22 negara, termasuk Australia, Inggris, Prancis, dan Jerman, menuntut agar Israel segera mencabut blokade penuh dan membuka akses bantuan ke Gaza pada Senin (19/5). Israel baru mencabut sebagian blokade ke wilayah tersebut.
Para menteri luar negeri dari negara-negara donor utama, yang juga termasuk Jepang dan Selandia Baru, mengatakan blokade Israel sudah berjalan berbulan-bulan.
"Sementara kami mengakui adanya indikasi pengembalian bantuan yang terbatas, Israel memblokir bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza selama lebih dari dua bulan," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut, dikutip dari AFP.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa makanan, obat-obatan, dan persediaan penting telah habis. Penduduk Gaza saat ini menghadapi kelaparan.
"Warga Gaza harus menerima bantuan yang sangat mereka butuhkan," tambahnya.
Pernyataan bersama tersebut dirilis saat PBB mengatakan sembilan truk bantuan diizinkan memasuki Gaza, menggambarkannya sebagai "setetes air di lautan" di tengah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Pernyataan para donor tersebut juga dengan tegas menolak rencana Israel untuk mengganti sistem distribusi bantuan sebelumnya di Gaza, yang oleh pejabat Israel dituduh memiliki hubungan dengan Hamas.
Dalam pernyataan yang sama, 22 negara menuntut agar Israel mempersilakan PBB dan organisasi kemanusiaan independen bekerja memberikan bantuan di Gaza.
"Kami juga menegaskan kembali pesan tegas kami bahwa Hamas harus segera membebaskan semua sandera yang tersisa dan mengizinkan bantuan kemanusiaan didistribusikan tanpa gangguan," lanjut pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Australia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Portugal, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris.