Pentingnya Hak Cipta dan Perlakuan Maksimal untuk Para Pelaku Seni

2 months ago 1
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Perseteruan Ahmad Dhani dan Once beberapa waktu lalu soal royalti izin membawakan lagu Dewa 19 sempat dianggap sebagai drama oleh netizen. Nyatanya, hal itu sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup musisi dan orang belakang layar dari kesuksesan sebuah karya.

Pembahasan itu pula yang dibahas pada event TimeOut episode 3 IP:101 Own and Protect Your Creative Works oleh Ratri Ninditya.

Melalui hasil penelitiannya di Koalisi Seni Indonesia bertajuk Diam-diam Merugikan, ia mengupas ketimpangan royalti di kalangan musisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hak cipta tidak pernah memberikan perlindungan maksimal bagi musisi, namun hanya untuk pihak-pihak perantara (label rekaman, platform digital, dan sebagainya)," kata Ratri lewat acara yang berlangsung di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Wanita yang akrab disapa Ninin itu juga menyoroti masih kurangnya undang-undang hak cipta di Indonesia yang masih jauh tertinggal. Kendati tidak mewajarkan, polemik Ahmad Dhani dengan Once cukup dipahami Ninin yang menempatkan diri sebagai pencipta karya.

"Musisi atau pelaku pertunjukan belum dapat perlakuan maksimal, hal ini terjadi karena adanya undang-undang hak cipta yang mengatur semua karya yang masuk ke ranah digital menjadi komersil," tuturnya.

"Kalau di era dulu, musisi jualan lagu 1 juta keping, hasilnya bisa beli rumah dan mobil. Sekarang?" sambungnya menggambarkan jelas ironi musisi di era digital ini.

Selain Ratri Ninditya, acara yang diinisiasi oleh Asian Creative and Digital Economy Youth Summit (ACE-YS) ini turut menghadirkan pakar seperti Mochtar Sarman dan Rahadian Agung. Pada kesempatan tersebut, ketiganya menyatakan perlu danya kolaborasi berbagai pihak dari seluruh sektor, termasuk pemerintah, demi kemajuan industry kreatif di Indonesia.

Perlu diketahui, event TimeOut sendiri merupakan wadah bagi anak muda kreatif untuk beristirahat sejenak dan bertukar pikiran, terhubung, juga mengeksplorasi berbagai perspektif dengan para pakar dan praktisi industri.


(mau/dar)

Read Entire Article