
Pihak berwenang Lebanon mengatakan Israel menyerang Lembah Bekaa di wilayah timur negara tersebut, Selasa (15/7). 12 orang tewas akibat serangan itu.
Dikutip dari AFP, militer Israel membenarkan serangan itu. Mereka mengeklaim menarget kelompok Hizbullah, yakni pasukan elite yang dipimpin oleh Radwan Hizbullah.
Serangan ini dilakukan meskipun adanya gencatan senjata antara Israel dengan Hizbullah yang didukung Iran.
Keterangan dari pihak Militer Israel, serangan itu juga menarget fasilitas pelatihan. Fasilitas ini disebut sebagai tempat mempersiapkan serangan terhadap Israel.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan bahwa serangan udara Israel di wilayah Bekaa dan Baalbek-Hermel mengakibatkan kematian 12 orang dan melukai 12 lainnya.
Semua korban tewas dalam serangan di wilayah Wadi Fara di distrik Baalbek, menurut kementerian, yang melaporkan korban merupakan tujuh warga Suriah dan lima warga Lebanon.
Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa serangan itu menargetkan sebuah kamp pengungsi Suriah.
Hizbullah mengutuk serangan tersebut, menyebutnya sebagai "eskalasi besar dalam konteks agresi yang sedang berlangsung terhadap Lebanon dan rakyatnya".
Hizbullah mendesak otoritas Lebanon untuk mengambil tindakan serius, segera, dan tegas, guna menegakkan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
Israel telah berulang kali mengebom Lebanon meskipun gencatan senjata November lalu bertujuan untuk mengakhiri permusuhan selama lebih dari setahun.
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan serangan terbaru tersebut merupakan pesan yang jelas bagi Hizbullah dan pemerintah Lebanon.
"Kami akan menyerang setiap teroris dan menggagalkan setiap ancaman terhadap penduduk di utara dan Negara Israel," ujarnya.