
DALAM rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 dan Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Komite Nasional Pemuliaan Kemanusiaan (KNPK) Indonesia, dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Keluarga Fondasi Mewujudkan Kemuliaan Manusia”. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu (6/7) pukul 09.00–13.00 WIB, di Auditorium Lantai 2, Perpustakaan Nasional RI, Jakarta.
Seminar ini merupakan bagian dari upaya mendorong masyarakat untuk menginternalisasikan dan melembagakan nilai-nilai kemuliaan manusia dalam kehidupan keluarga dan sosial.
Dalam konteks modernisasi dan globalisasi yang terus berkembang, KNPK Indonesia menilai pentingnya penguatan peran keluarga dalam membentuk karakter dan moralitas manusia Indonesia yang luhur.
Keynote speech dalam seminar ini disampaikan Wakil Menteri Kemendikdasmen Prof Atip Latipulhayat. Ia menekankan bahwa nilai-nilai kemuliaan manusia harus menjadi bagian tidak terpisahkan dari sistem pendidikan dasar dan menengah.
Pendidikan tidak hanya berorientasi pada kecakapan akademis, tetapi juga harus membentuk karakter, integritas, dan kemanusiaan peserta didik. Menurutnya, sistem pendidikan yang berorientasi pada kemuliaan manusia akan menjadi penopang utama dalam menciptakan generasi yang beradab dan bermoral kuat.
Salah satu pembicara utama dalam seminar, Ketua Umum KNPK Indonesia Prof Euis Sunarti, memaparkan bahwa kemuliaan manusia hanya dapat dicapai melalui dua prasyarat penting: syarat keharusan dan kecukupan, yaitu adanya kebijakan publik yang mendukung fungsi dan ketahanan keluarga.
Ia menekankan bahwa Pembangunan Ramah Keluarga (PRK) harus menjadi pendekatan sistemik dalam menjawab berbagai tantangan sosial saat ini. PRK berupaya mengintegrasikan pembangunan ketahanan dan kualitas keluarga ke dalam berbagai sektor pembangunan nasional secara holistik, sinergis, dan berkelanjutan.
“Dengan cara ini, akan terwujud keluarga yang mampu melahirkan manusia-manusia mulia yang menjadi fondasi masyarakat madani dan bangsa berperadaban,” ujar Prof Euis, yang juga Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB.
Perspektif Multidisipliner dalam Penguatan Keluarga
Seminar ini menampilkan lima narasumber dari berbagai disiplin ilmu yang memperkaya perspektif tentang keluarga sebagai basis kemuliaan manusia. Sekretaris Jenderal KNPK Indonesia, Feizal Syahmenan bertindak sebagai moderator seminar.
Guru Besar Ilmu Politik UPI, yang juga Pakar KNPK Indonesia, Prof Cecep Darmawan menyampaikan materi dari sudut pandang pendidikan. Ia menyoroti pentingnya sistem pendidikan yang tidak hanya mendidik individu cerdas, tetapi juga membina lingkungan keluarga yang kuat dalam nilai dan etika. Pendidikan yang kuat akan memperkuat fondasi keluarga sebagai wadah pembentukan karakter bangsa.
Akademisi UGM sekaligus Ketua Bidang Kepakaran KNPK Bagus Riyono, dalam perspektif psikologi, menguraikan pentingnya kesehatan mental dalam membangun keluarga yang sehat secara emosional.
Ia menyatakan bahwa keluarga yang stabil secara psikologis akan lebih mampu membentuk individu yang berintegritas dan tangguh dalam menghadapi tekanan kehidupan modern.
Pakar ekonomi syariah Adiwarman Azwar Karim mengangkat pentingnya struktur ekonomi keluarga yang adil dan berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa prinsip dan praktik ekonomi syariah dapat menjadi landasan kuat dalam menguatkan ekonomi keluarga, sehingga turut menjaga martabat dan kemuliaan manusia di tengah krisis nilai materialisme.
Ketua Bidang Jejaring dan Kelembagaan KNPK Indonesia Aan Rohanah
menambahkan dari sudut pandang keagamaan bahwa keberfungsian agama dalam keluarga merupakan elemen penting yang menopang nilai-nilai luhur kehidupan.
Relijiusitas keluarga membantu menjaga etika, moral, serta arah hidup yang bermakna bagi setiap anggota keluarga.
Selain seminar nasional, KNPK Indonesia juga meluncurkan Kampanye Kemuliaan Manusia yang diselenggarakan secara daring. Kampanye ini melibatkan penyebaran poster edukatif, video pendek, dan narasi inspiratif yang ditujukan kepada keluarga Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat.
Dalam kampanye tersebut, KNPK Indonesia mengusung Gerakan Kebaikan Keluarga Indonesia (GKKI). Gerakan ini menekankan pesan moral tentang hidup sederhana dan “jangan rakus”, sebagai respons terhadap budaya konsumerisme dan individualisme yang marak dalam kehidupan modern.
Pesan-pesan tersebut bertujuan memperkuat kontrol diri, meneguhkan filosofi hidup non-materialisme, dan menanamkan nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari.
Seminar nasional ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pakar, praktisi, akademisi, tokoh organisasi masyarakat, anggota dan pengurus KNPK Indonesia, serta masyarakat umum.
Tingginya antusiasme peserta mencerminkan kesadaran kolektif bahwa keluarga merupakan isu strategis yang menyentuh semua lini kehidupan bangsa, dan tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia Indonesia yang unggul. (Z-1)