Presiden ketujuh Joko Widodo duduk di dalam mobilnya di depan Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/4/2025). Jokowi datang ke Polda Metro Jaya untuk melaporkan ijazah palsu yang ditudingkan kepada dirinya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan terkait kabar yang menyebut dirinya berpeluang menjadi Ketua Umum ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Jokowi mengaku masih berhitung karena tak ingin kalah apabila nanti mendaftar tanpa perhitungan yang matang.
"Iya masih masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau saya mendaftar nanti saya kalah," kata Jokowi, Rabu (14/5/2025).
Jokowi juga mengaku belum mendaftarkan diri karena jangka waktunya masih lama. Namun, ia yakin apabila mendaftar akan membuat calon lain enggan mendaftar.
"Belum (mendaftar) kan masih panjang. Sampai juli. Seingat saya, seingat saya masih Juni atau Juli,” katanya.
"Ya enggak tahu (bersaing dengan Kaesang jadi Ketum PSI). Kalau saya mendaftar mungkin yang lain enggak mendaftar, mungkin," katanya menambahkan.
Ditanya berapa besar kemungkinan dirinya menang apabila mendaftar, Jokowi mengaku belum tahu karena ada mekanisme one man one vote. Namun, di sisi lain, ia mengapresiasi sistem yang dinilainya berbasis teknologi namun tetap demokratis itu.
"Ya belum tahu, karena ini kan yang saya yang saya tahu. Katanya mau memakai e voting, one man one vote, seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ. Ya bagus, saya kira ini memang apa era digital ini kalau misalnya apa pemilihan ketua dengan e-voting melibatkan seluruh anggota, artinya ada apa kepemilikan terhadap partai itu betul-betul di seluruh anggota. Saya kira bagus," katanya mengakhiri.