
Polrestabes Semarang menanggapi beredarnya video yang memperlihatkan aksi intimidasi terhadap saksi kasus tewasnya GRO atau Gamma (17 tahun) seorang pelajar yang ditembak Aipda Robig Zainudin, November tahun lalu.
Polisi menjelaskan, bahwa sosok pria yang mengintimidasi saksi itu bukan anggota Polri.
"Kami dari Satreskrim telah melakukan serangkaian penyelidikan, termasuk klarifikasi terhadap pria berbaju hitam yang terekam dalam video. Yang bersangkutan adalah Muhammad Kabib Latif, 37 tahun, warga asal Demak," ujar Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, lewat keterangannya, Kamis (3/7).
Polisi terus mendalami sosok pria tersebut. Terungkap, bahwa ia adalah staf penasihat hukum dari Robig Zainudin.
"Kami tegaskan, pria tersebut bukan personel kepolisian. Ia merupakan staf dari tim penasihat hukum Saudara Robig. Saat ini, kami masih mendalami motif dan peran pastinya dalam kejadian tersebut," tambah Andika.
Dalam video yang beredar di media sosial sosok yang mengintimidasi saksi tersebut disebut anggota polisi. Andika mengatakan pihaknya akan mengejar siapa penyebar video bernarasi keliru tersebut.

“Kami akan identifikasi akun-akun yang menyebarkan informasi tersebut, dan mendalami apakah ada unsur pelanggaran Undang-Undang ITE. Jangan sampai hal ini berujung pada pencemaran institusi Polri,” tegasnya.
Hingga saat ini, beberapa akun media sosial yang turut menyebarkan video dimaksud telah masuk dalam pemantauan penyidik. Langkah selanjutnya, kata Andika, adalah memastikan bahwa proses hukum tetap berjalan tanpa intervensi narasi menyesatkan.
Peristiwa Dugaan Intimidasi
Dugaan intimidasi itu terjadi di depan PN Semarang, pada Selasa (1/7). Saat itu, saksi kunci kasus tewasnya Gama, berinsial V, diadang seorang pria berpakaian hitam.
Narasi di medsos menyebut orang berpakaian hitam tersebut adalah intel polisi, netizen pun mempertanyakan mengapa polisi berbuat begitu.
Pengacara keluarga Gamma, Zainal Abidin Petir, menyatakan bahwa pria itu adalah anggota tim kuasa hukum Robig.
"Orang berbadan tegap itu namanya Habib, yang pekerjaan sehari-harinya sebagai petani penggemuk ternak kambing," ujar Zainal.
Zainal pun menjelaskan peristiwa itu:
"V yang menjadi saksi kunci dalam kasus penembakan Gamma oleh Aipda Robig datang ke PN Semarang dengan niat menyampaikan kebenaran, namun sebelum masuk ruang sidang ia diduga mengalami intimidasi, diadang tidak boleh masuk ke ruang sidang, padahal sidang sudah dimulai," katanya.
"V sempat direbut oleh pria berbadan tegap yang awalnya diduga anggota polisi, yang sekarang sudah terkonfirmasi kata kuasa hukum Aipda Robig bahwa yang bersangkutan bagian dari timnya, saat hendak masuk ke ruang sidang. Wajah V tampak bingung dan cemas. Aksi itu baru berhenti setelah saya menunjukkan surat kuasa," ujar Zainal.