
Penyelenggaraan ibadah Haji 2025 akan segera memasuki puncaknya yaitu Wukuf di Arafah dan bermalam atau mabit di Mina.
Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas menilai pelaksanaan mabit di Mina masih akan menimbulkan masalah. Sebab, kuota jemaah haji terus bertambah tapi tempatnya tetap sama.
“Dari kesimpulan saya ya, akan tetap ada masalah di Mina. Dikarenakan apa? dikarenakan jumlah jemaah semakin meningkat, sementara space tetap,” kata Anwar kepada wartawan di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (4/6).

“Space kan tetap nih, jumlah orang bertambah, sehingga akhirnya berdempet-dempetan dan yang saya alami waktu itu,” lanjutnya.
Anwar menceritakan pengalamannya, saat menjadi Amirul Hajj. Ia pernah menyarankan agar di Mina dibangun tempat bertingkat agar jemaah tidak berdesak-desakan.
“Mestinya mabit Mina bertingkat, yang paling kasihan itu toilet, tapi saya dengar kemarin sudah ada untuk toilet dan kamar mandi sudah bertingkat katanya,” ucapnya.
Jemaah haji Indonesia saat ini sudah mulai berangkat ke Arafah pada 4 Juni 2025. Wukuf di Arafah akan berlangsung pada Kamis, 5 Juni 2025.
Setelah dari Arafah, jemaah haji akan bergerak menuju Muzdalifah, lalu ke Mina. Ada dua skema pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.
Pertama, sekitar 59 ribu jemaah yang akan mengikuti program murur, bergerak dari Arafah setelah masuk waktu Magrib pada 10 Zulhijjah, lalu melintas di Muzdalifah dengan tidak turun dari bus, selanjutnya menuju Mina.
Kedua, pergerakan jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah dan turun dari bus, lalu setelah tengah malam secara bertahap diberangkatkan ke Mina. Jemaah nafar awal akan meninggalkan Mina pada 12 Zulhijjah, sebelum terbenam matahari. Jemaah nafar tsani akan berada di Mina dan baru kembali ke Makkah pada 13 Zulhijjah.
Selesai dengan prosesi di Mina, kegiatan jemaah haji Indonesia akan terfokus di Masjidil Haram untuk menunaikan tawaf Ifadhah.