
Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali menggelar BSI International Expo 2025 pada 26–29 Juni 2025 di Jakarta Convention Center (JCC).
Bertajuk "Engaging Indonesia to Global Halal Industry", expo tahun ini menjadi yang terbesar dengan menghadirkan 327 tenant dari 25 kategori, mencakup F&B, fashion, properti, wisata halal, dan lainnya.
BSI menargetkan penguatan posisi sebagai pemimpin dalam ekosistem syariah nasional dan global, terutama melalui sektor haji-umrah dan bisnis emas.
"Expo ini akan memperkuat positioning BSI sebagai leader dalam Islamic ecosystem, terutama di Haji dan Umrah, serta menjadi satu-satunya bank emas di Indonesia,” kata SVP Marketing Communication BSI, Muhammad Arief Gunawan, dalam konferensi persnya, di Jakarta, Rabu (4/6).
Pada event tersebut, BSI bakal menghadirkan lebih dari 50 travel umrah dan haji, yang akan menawarkan program menarik seperti spesial rate perjalanan ibadah.
Sementara di lini bisnis emas, expo ini menjadi momentum perluasan strategi Bullion Bank BSI, yang diklaim sebagai bank emas pertama di Indonesia.
“Momentum peluncuran Bullion Bank ini akan mengakselerasi pertumbuhan penjualan dan saldo emas kelolaan,” ujar Arief.
Selain itu, expo juga akan menghadirkan lebih dari 100 UMKM dari berbagai sektor, termasuk kolaborasi dengan 50 brand fashion lokal. BSI menyiapkan berbagai program transaksional menarik selama pameran untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Dilanjut Arief, acara BSI tersebut juga akan menyuguhkan program showbiz, seminar industri halal, serta sesi business matching dengan buyer dari dalam dan luar negeri. BSI juga akan memberikan penghargaan bagi pelaku usaha dalam program BSI Talenta Wirausaha.

Sementara itu, SVP Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar, menjelaskan bahwa BSI melihat potensi besar pada sektor halal, yang menurutnya kini bernilai Rp 2,4 triliun dan mencakup berbagai industri seperti makanan, fashion, kosmetik, hingga media.
“Nah, yang menarik adalah yang menjadi faktor tumbuhnya industri halal itu berkembang pesat mulai dari hulu hingga akhir adanya ekosistem halal ya, terkait dengan kebutuhan untuk sertifikasi di mana masyarakat kita konsumen kita itu sudah melek terhadap hal yang berbau dengan halal,” ujar Wisnu.
Merujuk data State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023-2024, Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga global, setelah Malaysia dan Arab Saudi. Menurut Wisnu, sektor seperti farmasi, wisata halal, dan travel halal merupakan pendorong utama ekonomi syariah, dan BSI siap mengambil peran dalam pengembangannya, termasuk secara global.
BSI juga terus memperkuat perannya dalam ekosistem haji dan umrah, di mana 85 persen transaksi haji dan umrah nasional telah dikelola oleh BSI.
“Ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kontribusi BSI di ekonomi nasional,” ujarnya.
Terkait target pengunjung, Wisnu menyebut bahwa expo ini akan menyasar seluruh segmen nasabah BSI, mulai dari nasabah retail, payroll base, hingga priority dan wealth management.
Dengan strategi menyeluruh ini, BSI berharap International Expo 2025 menjadi ajang pendorong utama pertumbuhan industri halal Indonesia, sekaligus memperkuat eksistensinya di kancah global.