Bayangkan kamu baru saja menyelesaikan proyek penting di kantor dan harus begadang hingga dini hari.
Meskipun akhirnya tidur, tubuh tetap terasa berat, kepala pusing, dan otot pegal keesokan harinya. Kamu merasa seolah-olah baru saja mengalami penerbangan panjang melintasi zona waktu yang berbeda.
Inilah yang sering disebut sebagai "jet lag" akibat begadang—ketika ritme alami tubuh terganggu sehingga tubuh merasa kelelahan meskipun tidak melakukan perjalanan jauh.
Bagi banyak orang, lembur dan begadang sudah menjadi bagian dari rutinitas, baik karena tuntutan pekerjaan, tugas akademik, atau aktivitas lainnya.
Namun, kurang tidur dan gangguan terhadap ritme sirkadian dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari sakit kepala, nyeri otot dan sendi, migrain, hingga demam.
Dampak Begadang pada Tubuh
1. Meredakan Sakit Kepala
Kurang tidur mengganggu aktivitas bagian otak yang mengatur persepsi nyeri, seperti hipotalamus dan batang otak. Aktivitas listrik otak menjadi tidak stabil, dan ini dapat memicu sakit kepala, bahkan migrain, terutama saat tubuh kelelahan. Rasa nyeri muncul akibat peningkatan sensitivitas neuron terhadap rangsangan.
Dalam kondisi ini, parasetamol bekerja dengan menghambat enzim cyclooxygenase (COX) yang berperan dalam produksi senyawa penyebab nyeri (prostaglandin) di otak. Obat ini menurunkan intensitas sinyal nyeri yang dikirim ke otak, sehingga sakit kepala bisa mereda dengan lebih efektif.
Kurang tidur tidak hanya bisa menyebabkan sakit kepala, tetapi juga bisa memicu migrain. Ini merupakan jenis sakit kepala yang lebih kompleks dan intens. Migrain melibatkan gangguan pada aktivitas "listrik" di otak serta pelepasan zat kimia seperti serotonin (yang pengaruhi pembuluh darah dan saraf).
Cara kerja parasetamol untuk mengatasi migrain tak beda dari meredakan sakit kepala secara umum. Parasetamol akan bantu menurunkan intensitas sinyal nyeri di otak.
Kurangnya tidur menyebabkan otot tidak mendapatkan waktu pemulihan yang cukup, apalagi jika sebelumnya digunakan secara intens, misalnya karena posisi duduk lama atau aktivitas fisik.
Selain itu, tubuh yang kelelahan cenderung mengalami peningkatan kadar zat inflamasi, yang memicu rasa sakit dan kaku pada otot.
Nah, parasetamol dapat membantu meredakan nyeri otot karena kerjanya yang menekan sinyal nyeri di sistem saraf pusat, bukan hanya di lokasi otot yang terasa sakit. Dengan kata lain, ia tidak menekan peradangan secara langsung, tetapi membuat otak tidak terlalu "mendengar" sinyal nyeri dari otot-otot tersebut.
4. Demam dan Penurunan Imun
Begadang mengganggu produksi sitokin, protein penting dalam respons imun. Ini membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi ringan yang dapat menyebabkan demam. Ketika suhu tubuh meningkat, biasanya disertai rasa lelah, menggigil, dan kurang nyaman secara umum.