REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delapan tahun lalu, Luis Enrique jadi sosok paling dibenci oleh pendukung Paris Siant-Germain (PSG). Sebab, Enrique yang saat itu melatih Barcelona, menorehkan catatan kelam untuk PSG dengan menyisihkan klub Paris itu pada babak 16 besar Liga Champions dengan comeback terepik sepanjang sejarah kompetisi ini. Barcelona yang kalah 0-4 pada leg pertama di kandang PSG membalikkan keadaan 6-1 pada leg kedua di Camp Nou.
Kini, Enrique jadi sosok yang sangat dihormati, mungkin untuk seterusnya sepanjang sejarah PSG. Sebab, ia membawa les Rouge et Bleu mencetak sejarah untuk kali pertama meraih gelar juara Liga Champions.
Tak tanggung-tanggung PSG menyikat Inter Milan 5-0 pada partai final di Allianz Arena, Munchen, Ahad (1/6/2025) dini hari WIB. Ini merupakan skor final Liga Champions dengan selisih terbesar sepanjang sejarah.
Tak berlebihan Enrique mendapatkan sorotan utama saat PSG merayakan gelar juara. Ia membuka kaus dan menari di depan pendukung Les Parisiens yang bersukacita.
Enrique bergabung dengan enam pelatih sebelumnya yang menjuarai Liga Champions dengan dua tim berbeda. Enrique sudah pernah merasakan menjadi pelatih juara saat membesut Barcelona. Namun, hasil ini mungkin lebih manis.
Sebab, Enrique mendapatkannya bersama tim yang kehilangan para pemain bintang dunianya, tapi justru tampil memukau dengan barisan penggawa-penggawa muda minim pengalaman. Sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh pelatih sekelas Carlo Ancelotti, dan sederet pelatih papan atas lainnya dalam diri Laurent Blanc, Unai Emery, Thomas Tuchel, Mauricio Pochettino, dan Christophe Galtier.
Hebatnya lagi, PSG tak dijagokan karena terseok-seok pada awal musim. PSG memastikan lolos ke playoff babak gugur pada pertandingan terakhir penyisihan grup. Di playoff, PSG menyingkirkan Stade Brestois dengan agregat 10-0. Setelah itu, PSG melanjutkan superioritasnya dengan menyisihkan tiga tim Inggris, yakni Liverpool, Aston Villa, dan Arsenal.
PSG menanti hampir 55 tahun untuk mendapatkan trofi Liga Champions pertama mereka dalam kesempatan kedua. Sebelumnya, Les Parisiens pernah mentas pada final 2020, tapi dikalahkan Bayern Munchen 0-1.
Kemenangan ini juga menuntaskan penantian hampir 11 tahun investor Qatar yang membeli saham mayoritas PSG. Selama itu, manajemen telah bergantian mendatangkan Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, Neymar, Lionel Messi, Angel Di Maria, dan Kylian Mbappe, tapi tak kunjung bisa menggapai trofi Liga Champions.
Namun dengan nama-nama seperti Ousmane Dembele, Desire Doue, Khvicha Kvaratskhelia, Achraf Hakimi, dan Vitinha yang justru menjadi tulang punggung untuk mendapatkan gelar yang didambakan.