Ini Tantangan dan Solusi Food Estate, Menurut Guru Besar IPB University

5 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ini Tantangan dan Solusi Food Estate, Menurut Guru Besar IPB University Seminar Festival Pertanian Nusantara (FPN) 2025 bertajuk "Food Estate dan Masa Depan Pangan: Kolaborasi atau Jalan Sendiri-Sendiri?" yang digelar Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) IPB University, Sabtu (26/4).(MI/HO)

GURU Besar IPB University Prof Dwi Andreas Santosa mengungkapkan perjalanan food estate di Indonesia selama lebih dari seperempat abad senantiasa diiringi kegagalan. Menurutnya, rangkaian kegagalan tersebut tidak terlepas dari berbagai tantangan besar yang dihadapi.

Program food estate yang mengalami kegagalan meliputi Proyek Lahan Gambut (PLG) 1,4 juta ha (1996), Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) 1,23 juta ha (2008), Food Estate Bulungan 300.000 ha (2013), Food Estate Ketapang 100.000 ha (2013) hingga Rice Estate 1,2 juta ha (2015). 

Prof Dwi Andreas mengurai, salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah ketergantungan impor beras hingga 2 juta ton/tahun setelah berakhirnya swasembada beras di 1993. 

Selain itu, alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian yang masif–bahkan mencapai 1 juta ha– juga menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan food estate.

"Ketidakberhasilan pemerintah dalam memenuhi empat pilar pengembangan lahan pangan juga mendorong kegagalan food estate," ujarnya dalam Seminar Festival Pertanian Nusantara (FPN) 2025 bertajuk "Food Estate dan Masa Depan Pangan: Kolaborasi atau Jalan Sendiri-Sendiri?" yang digelar Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) IPB University, Sabtu (26/4).

Kepala Biotech Center IPB University ini menjelaskan, empat pilar pengembangan lahan tersebut meliputi kelayakan tanah dan agroklimat, kelayakan teknologi, kelayakan infrastruktur serta kelayakan sosial dan ekonomi.

Meski demikian, Prof Andreas juga menyampaikan beberapa rekomendasi untuk keberhasilan food estate. 

"Penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan food estate harus berlandaskan pada data yang nyata dan sesuai dengan keadaan lapangan," tegasnya.

Pertama, ia mengusulkan perluasan lahan pertanian dari lahan-lahan kecil yang belum termanfaatkan. Langkah ini sangat diperlukan karena konversi lahan pertanian ke nonpertanian yang cukup besar.

Kedua, pemerintah perlu penetapan "Garis Besar Haluan Negara (GBHN)" khusus pengembangan food estate. Siapapun presidennya, perlu ditetapkan satu wilayah food estate yang terus dikembangkan sampai berhasil. 

"Dari berbagai pertimbangan, eks PLG 1 juta hektare yang paling memenuhi untuk tujuan tersebut," ungkapnya.

Kemudian, wilayah-wilayah kecil di eks PLG yang memenuhi kriteria empat pilar pengembangan lahan pertanian skala luas mesti terus-menerus dikembangkan sehingga menjadi "titik akupuntur" pengembangan wilayah pertanian di sekitarnya.

Terlepas dari kegagalan dan tantangan yang dihadapi food estate, Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura Prof Munif Ghulamahdi menegaskan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi untuk mewujudkan food estate.

Salah satu potensi tersebut terlihat pada ketersediaan lahan pasang surut seluas 20,1 juta ha dan 9 juta ha sesuai untuk kegiatan pertanian. Potensi ini dibuktikan dengan keberhasilan kolaborasi ABGC (academic, business, government, and community).

Kolaborasi tersebut telah menghasilkan lahan jagung seluas 50 ha pada tahun 2023 dan 2024. Bahkan, proyek yang digarap di lahan pasang surut tersebut diproyeksikan bisa mencapai 500 ha luasan lahan jagung pada 2025. 

"Pemanfaatan lahan pasang surut dengan penerapan Budidaya Jenuh Air (BJA) yang terintegrasi menjadi salah satu peluang keberhasilan food estate di masa depan," yakinnya. 

Tidak dapat dimungkiri, pelaksanaan food estate memerlukan pendekatan holistik untuk meningkatkan peluang keberhasilannya. Prof Suryo, Dekan Fakultas Pertanian IPB University menyampaikan, food estate tidak hanya bergantung pada satu faktor, tetapi terdapat faktor-faktor lainnya seperti soil health, teknologi dan sumber daya manusia.

Hal senada disampaikan Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University.
"Food estate merupakan suatu karya yang besar, program ini tidak cukup apabila berdiri sendiri-sendiri," ujarnya. (Z-1)

Read Entire Article