Bio Farma berupaya untuk mengatasi penyakit tuberkulosis atau TBC di Indonesia. Sebab, Indonesia kini telah menjadi negara yang berada di urutan kedua setelah India dengan angka kasus TBC tertinggi.
"Bio Farma memegang peran strategis sebagai bagian dari BUMN farmasi dalam mendukung agenda nasional eliminasi TBC pada 2030," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto, melalui keterangan yang diterima pada Sabtu (10/5).
Kini, Bambang menyebut Bio Farma sedang berupaya untuk mengembangkan vaksin generasi terbaru untuk TBC yang ditargetkan memasuki uji klinis fase 3 pada tahun ini.
Vaksin itu dikembangkan dengan melalui riset yang melibatkan industri farmasi di dalam dan luar negeri. Dengan adanya vaksin yang diproduksi Bio Farma, diharapkan ketergantungan impor dapat dikurangi.
"Dengan kemandirian dalam pengembangan vaksin dan alat diagnostik, Indonesia dapat menekan ketergantungan pada impor dan memperkuat sistem ketahanan kesehatan nasional. Ini adalah investasi strategis jangka panjang," ujar dia.
Bio Farma juga terus memastikan ketersediaan vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG), sebagai vaksin utama dalam pencegahan TBC pada anak-anak. Di tengah meningkatnya kasus resistensi obat, langkah preventif melalui vaksin menjadi semakin krusial.
Tanpa perlindungan vaksin, TBC berisiko menyebabkan komplikasi berat seperti meningitis TBC, TBC tulang, dan TBC paru kronis yang berdampak jangka panjang terhadap kualitas hidup pasien.
"Komitmen ini juga mendukung semangat Asta Cita pemerintah Presiden Prabowo Subianto dalam menciptakan manusia Indonesia unggul dan berdaya saing global," kata dia.