KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) bersama Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar dan jajarannya di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (14/7/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar menerima audensi tim penyempurnaan tahap kedua tafsir Alquran Kementerian Agama (Kemenag) yang terdiri dari para pakar dan ulama, termasuk KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) di Kantor Kemenag, Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (14/7/2025).
Penyempurnaan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pemahaman masyarakat terhadap Alquran. Di ruang loby kantor Kemenag, Prof Nasaruddin dan Gus Baha tampak berbincang santai terkait berbagai masalah tafsir Alquran, serta isu keagamaan terkini. Gus Baha pun berpesan kepada tim penyempurnaan agar berhati-hati dalam memberikan penafsiran terhadap Alquran.
"Pesan saya kepada tim penyempurnaan tafsir (Alquran) Kemenag, satu, karena mewakili negara tentu harus hati-hati," ujar Gus Baha kepada Republika saat berbincang di lokasi.
Selain itu, Gus Baha menekankan prinsip kehati-hatian itu karena masyarakat Indonesia akan merujuk ke tafsir Alquran Kemenag ketika terjadi perbedaan pendapat. "Fakta beberapa penafsiran yang beredar di Indonesia ketika ada banyak perbedaan tentu orang akan merujuk ke Kemenag," ucap dia.
"Jadi saya mohon tim lebih hati-hati, lebih jaga validitas data, autentik, komprehensif," kata Gus Baha.
Sementara itu, Nasaruddin menekankan kepada tim penyempurnaan Alquran untuk menafsirkan ayat-ayat Qauniyah (Fenoma alam semesta) dengan bahasa yang mudah dipahami. "Ayat-ayat Qauniyah sebisa mungkin harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan harus merujuk pada para pakarnya," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini.