
Kapal berisi 18 orang terbaik di antara perairan Pulau Pagai Utara dan Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (14/7) sekitar pukul 11.00 WIB. Penumpang kapal ini kebanyakan merupakan PNS di pemerintahan daerah setempat.
Selain itu, juga terdapat satu anggota DPRD bernama Isar Taileleu dari Fraksi NasDem. Isar dan dua orang anaknya serta delapan orang lain masih dinyatakan hilang.
Sementara tujuh orang lagi selamat usai berenang ke daratan selama kurang lebih enam jam. Mereka bermodal kompas, berenang dalam kondisi cuaca gelap.
Berikut kronologi peristiwa tersebut.
Pukul 06.30 WIB
Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa, menyebutkan rombongan pemerintah daerah bersiap-siap untuk berangkat dari Sikakap, Pulau Pagai Utara menuju Tuapejat.
Saat itu, Rinto mengunakan kapal operasional kepala daerah. Sedangkan rombongan lain, mengunakan kapal terpisah.
"Satu boat lainnya diisi oleh beberapa PNS, ada satu anggota DPRD beserta dua orang anaknya, ada satu keluarga, anak-anak juga. Berisikan 18 orang," kata Rinto, Senin (14/7) malam.
Pukul 07.30 WIB

Rinto menyebutkan kapal rombongan PNS dan anggota DPRD ini lalu berlayar. 30 menit kemudian, kapal operasional kepala daerah yang ditumpanginya menyusul.
"Sekitar 30 menit kami menyusul. Saat kami jalan, kami berpapasan. Lalu kami melihat (kapal rombongan PNS) dalam keadaan baik," ucapnya.
"Kami mengejar penyeberangan, karena ada rapat. Lalu kemudian kami sampai di daerah Desa Katiet, Pulau Sipora, berhenti menunggu, satu jam menunggu boat (rombongan PNS) untuk menyusul. Ternyata tidak disusul," sambungnya.
Pukul 11.00 WIB
Cuaca pada siang itu semakin gelap. Gelombang laut semakin tinggi. Pada saat itulah, kapal rombongan PNS dan anggota DPRD ini terbalik.
"Saya dapat berita ada boat terbalik yang ditumpangi oleh rombongan tadi," ucapnya.
17.30 WIB
Tujuh dari 18 orang dinyatakan selamat usai sampai ke daratan. Rinto menyebutkan, korban selamat dengan cara berenang dengan bermodalkan kompas.
"Mereka menyampaikan berbagi tugas: ada tinggal di boat (kondisi terbalik), ada yang disuruh berenang ke daratan," kata Rinto.
"Berenang ke daratan bersama dengan operator boat dua orang. Operator boat ini yang memegang kompas. Karena saat mereka berenang daratan sudah tidak terlihat. Cuaca sangat gelap," tambahnya.
Kamis, 15 Juli Dini Hari

Operasi SAR terhadap pencarian 11 korban yang hilang terus dilakukan tim gabungan. Rinto mengungkapkan, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengerahkan dua unit kapal dalam operasi SAR.
"Dua kapal Basarnas dikerahkan. Penyisiran dilakukan antara Pagai Utara dan Sipora. Kami juga telah melakukan rapat terbatas, dan memutuskan untuk mencari korban semuanya," pungkasnya.
Belum dibeberkan identitas dari 18 penumpang kapal tersebut.