Belanja Negara Masih Lambat per April 2025, Bansos-MBG Perlu Digenjot

5 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jiangsu, China, Minggu (18/5/2025). Foto: Stringer/AFPSuasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jiangsu, China, Minggu (18/5/2025). Foto: Stringer/AFP

Serapan belanja negara hingga April 2025 tercatat baru mencapai Rp 806,2 triliun atau 22,3 persen dari total pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Capaian ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 849,2 triliun atau sekitar 25,5 persen dari APBN.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, penurunan realisasi belanja negara tahun ini tidak sepenuhnya mencerminkan lemahnya kinerja fiskal. Terdapat faktor khusus yang menyebabkan perbandingan dengan tahun lalu menjadi tampak lebih rendah.

Sejumlah ekonom melihat kondisi ini sebagai sinyal yang lebih serius dari sekadar faktor musiman. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menyebut serapan anggaran 22,3 persen tergolong rendah, mengingat pada periode yang sama biasanya belanja sudah mencapai kisaran 25 persen.

“Angka ini termasuk relatif rendah, biasanya serapan hingga April mencapai sekitar 25 persen,” kata Wija kepada kumparan, Minggu (25/5).

Ia memaparkan tiga penyebab utama lemahnya penyerapan anggaran. Pertama, rendahnya penerimaan negara yang membuat pemerintah harus menahan belanja untuk menjaga arus kas. Kedua, banyaknya kementerian baru hasil restrukturisasi kabinet yang masih dalam tahap penyesuaian.

Ketiga, lambatnya serapan program besar seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), yang hingga kini baru menyerap Rp 3 triliun dari total target Rp 171 triliun.

Lebih lanjut, Wijayanto menilai lemahnya realisasi belanja negara ini cukup berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, meskipun perlambatan pada kuartal I dan II 2025 lebih banyak disebabkan oleh faktor non-APBN, seperti perlambatan industri manufaktur, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan menurunnya daya beli masyarakat.

Ia juga menegaskan bahwa hambatan serapan anggaran bukan semata karena birokrasi atau proses pengadaan, melainkan juga karena koordinasi dan penyesuaian di tengah penerimaan negara yang tersendat. Akibatnya, peran APBN sebagai motor pertumbuhan ekonomi menjadi kurang optimal.

“Peran APBN sebagai motor pertumbuhan ekonomi jadi kurang optimal,” tegasnya.

Pandangan serupa juga disampaikan ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet. Menurutnya, serapan belanja negara yang hanya mencapai 22,3 persen patut menjadi perhatian serius dan tidak bisa dianggap sebagai pola musiman belaka. Ia menyoroti adanya stagnasi struktural dalam pelaksanaan anggaran negara.

"Ini mengindikasikan bahwa masalah kita bukan hanya pada jumlah belanja, tapi pada kualitas dan efisiensinya. Proyek-proyek infrastruktur tertunda, bansos belum tersalurkan tepat waktu, dan belanja modal belum mengalir ke sektor-sektor strategis," ujarnya.

Yusuf menilai, di tengah lesunya konsumsi rumah tangga dan belum pulihnya investasi swasta, semestinya belanja pemerintah bisa menjadi tumpuan utama. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan eksekusi yang lambat dan tidak efisien, sehingga efek pengganda (multiplier effect) dari belanja negara tidak maksimal.

Lebih lanjut, Yusuf mengingatkan bahwa lemahnya serapan ini menimbulkan pertanyaan besar soal efektivitas manajemen fiskal pemerintah.

"Belanja yang lambat tapi utang yang terus naik, ini menciptakan ketidakseimbangan serius. Pemerintah membiayai defisit dengan menarik utang, namun anggaran yang dibiayai utang tersebut tidak segera bekerja di lapangan," tegasnya.

Read Entire Article